Langsung ke konten utama

Baca Juga

Bendera One Piece Berkibar di Indonesia: Luffy, Kamu Ngapain di Sini?

Beberapa hari terakhir, media sosial Indonesia mendadak berubah jadi lautan tawa, heran, dan sedikit panik. Soalnya, ada satu tren aneh tapi nyata yang muncul jelang 17 Agustus: bendera One Piece berkibar di mana-mana . Iya, kamu nggak salah baca. Bukan bendera partai, bukan bendera klub bola, tapi bendera bajak laut ala Monkey D. Luffy dan gengnya. Tengkorak bertopi jerami, yang biasa kamu lihat pas Luffy ngomel-ngomel di kapal, sekarang eksis di tiang-tiang rumah warga. Pertanyaannya: ini beneran tren? Atau kru Topi Jerami nyasar ke RW kita? Awalnya cuma satu-dua orang yang nekat masang bendera itu, tapi karena netizen kita punya bakat “copy paste nasional”, akhirnya dalam sekejap mulai bermunculan di mana-mana. Ada yang pasang di truk, ada yang nempel di warung, ada juga yang berdiri gagah berdampingan sama bendera Merah Putih. Kocaknya, ekspresi warga yang lihat itu pun macem-macem, mulai dari yang ngakak, nyinyir, sampai yang mikir, “Eh, ini jangan-jangan pertanda revolusi?” Ta...

Bisik yang Tak Sampai

 


1. Ruang yang Tak Terucap

Aku adalah malam yang diam,
Menatapmu dari kejauhan,
Rasa ini, seperti kabut di pagi hari,
Ada, tapi tak mampu kau genggam.

Setiap kata terhenti di ujung lidah,
Setiap keberanian patah di antara detak jantung,
Bagaimana aku bisa?
Jika ketakutan lebih besar dari rasa ini.

Dan kau tetap bersinar,
Seperti matahari yang tak peduli awan,
Sementara aku terus menjadi bayangan,
Mengikuti tanpa berani menyapa.

2. Cinta di Balik Sunyi

Aku mencintaimu dengan cara yang tak kau tahu,
Lewat lirikan sembunyi di sudut ruangan,
Lewat doa-doa lirih di malam gelap,
Lewat keberanian kecil yang tak pernah sampai padamu.

Aku ingin bicara, tapi bagaimana?
Bagaimana jika kau berpaling?
Bagaimana jika kata-kataku menjauhkanmu,
Dan aku kehilanganmu, bahkan di sisiku?

Jadi aku memilih diam,
Mencintai dari balik sunyi,
Membiarkan angin membawa harapan kecil,
Bahwa mungkin, suatu hari kau akan tahu.

3. Berbisik Pada Hati

Aku berbisik pada hatiku sendiri,
“Apa aku cukup untuknya?”
Tapi jawabannya hanya sunyi,
Dan aku tetap terdiam, terlalu takut mencobanya.

Hari demi hari berlalu,
Dan setiap senyummu adalah badai kecil,
Menghancurkan pertahananku,
Namun aku tetap diam, karena aku pengecut.

Aku ingin, tapi aku takut.
Aku berharap, tapi aku gemetar.
Jadi aku biarkan cinta ini tinggal di tempatnya,
Di hatiku, yang hanya tahu mencintai dalam diam.

4. Langit Tanpa Kata

Kau adalah langit biru yang kucintai,
Tapi aku hanya tanah,
Yang tak pernah cukup tinggi untuk menyentuhmu,
Hanya bisa memandang, berharap, lalu tenggelam.

Setiap kata yang ingin kuucap,
Hilang di tengah desah napasku sendiri,
Aku ingin kau tahu, tapi bagaimana?
Jika keberanianku tak pernah menemukan jalannya?

Mungkin aku akan menunggu,
Seperti hujan yang menunggu pelangi,
Walau tahu, mungkin tak akan pernah datang,
Aku tetap di sini, mencintaimu tanpa kata.

5. Lautan yang Tersembunyi

Rasa ini seperti lautan dalam,
Tenang di permukaan, tapi bergejolak di dasarnya.
Aku berenang di arus pikiranku sendiri,
Hanya untuk terus mencintaimu dalam sunyi.

Bibirku tak pernah menemukan suaranya,
Namun hatiku telah menulis ratusan puisi tentangmu.
Setiap detik bersamamu adalah badai indah,
Yang hanya aku rasakan, hanya aku tahu.

Aku pria yang takut kehilangan,
Walau tak pernah memiliki,
Aku pria yang mencintai dari balik dinding,
Menunggu keberanian yang tak pernah datang.

Komentar